Hebel terbuat dari Autoclaved Aerated Concrete (AAC) - bahan yang ringan dan ramah lingkungan yang pertama kali dikembangkan di Skandinavia pada 1920-an. AAC awalnya mengalami peningkatan popularitas yang cepat di seluruh Eropa karena sifat insulasi yang unggul dan kemudahan pemasangan.

Baru beberapa dekade kemudian, potensi penuh AAC terwujud. Pada tahun 1945, insinyur konstruksi Jerman Josef Hebel memelopori proses manufaktur di mana panel AAC prefabrikasi diperkuat dengan baja - sangat meningkatkan kekuatan material dan keandalan struktural.

Insinyur, pengusaha, dan penemu Hebel Josef Hebel
Produk yang dipatenkan, yang ia beri nama 'Hebel', juga mempercepat waktu konstruksi tradisional. Menjadi penting dalam membangun kembali cepat kota-kota Jerman yang hancur dari Perang Dunia II. Dengan keberhasilan lokal ini segera datang ekspansi global, ketika Mr Hebel membangun pabrik di Timur Tengah, Asia dan Eropa Raya.

Pada tahun 1967 bekerja sama dengan Asahi Chemicals dibangun pabrik Hebel pertama di Jepang. Sampai saat ini Hebel telah berada di 29 negara dan merupakan produsen beton aerasi terbesar di dunia. Di Indonesia sendiri beton ringan mulai dikenal sejak tahun 1995, saat didirikannya PT Hebel Indonesia di Karawang Timur, Jawa Barat.